Kamis, 10 Januari 2019

KETERGANTUNGAN FUNGSIONAL (KF)

Merupakan konsep dasar normalisasi yang menjelaskan hubungan
antar atribut, atau lebih khusus menjelaskan nilai suatu atribut yang
menentukan nilai atribut lainnya. Fungsinya menjadi acuan dekomposisi data
ke dalam bentuk yang lebih efisien.
Macamnya:
1. Dependensi fungsional
2. Dependensi fungsional penuh
3. Dependensi total
4. Dependensi Transitif
1. Dependensi fungsional
Ketergantungan Fungsional (functional dependency) sering disingkat dengan KF. Kata dependency sendiri berarti bergantung, ya memang ketergantungan itu yang akan kita bahas.
Functional dependency (ketergantungan fungsional) menggambarkan hubungan kaitan antara atribut-atribut dalam relasi, dikatakan fungsional dependent karena nilai dari suatu atribut digunakan oleh atribut yang lain. Simbol untuk menyatakan functional dependent adalah ⇒ dibaca secara fungsional menentukan.
Contoh : A ⇒ B (A secara fungsional menentukan B)
Artinya bahwa A secara fungsional menentukan B atau B bergantung pada A
1
Contoh :
2.png
Ketergantungan fungsional dari tabel Nilai di atas adalah :
NIM ⇒ NamaMhs
NIM menentukan Nama Mahasiswa karena NIM yang sama menunjukkan nama Mahasiswa yang
sama.
{Matakuliah,NIM} ⇒NilaiHuruf
Kenapa harus Matakuliah dan NIM kok tidak NIM saja atau Matakuliah saja. Karena kalau hanya NIM saja satu NIM dapat memiliki 2 nilai, Jika Matakuliah saja juga terdapat banyak nilai, oleh karena itu kita menggunakan Matakuliah dan NIM untuk menentukan Nilai Huruf.
MACAM-MACAM FUNCTIONAL DEPENDENCY
1. Full functional dependency
2. Partially dependency
3. Transitive dependency
FULL DEPENDENCY
Ketergantungan penuh. Full dependency menunjukkan atribut A dan B dalam satu relasi, dimana B bergantung penuh terhadap A, maksudnya penuh disini adalah B hanya ditentukan oleh A dan hanya A saja yang menentukan B bukan subset dari A seperti contoh sebelumnya.
Contoh :
3
Dikatakan full dependency kalau hanya A yang menentukan B dalam hal ini adalah NIM ⇒ idRuang. Jika Nama dan NIM yang menentukan idRuang maka hal ini tidak dapat dikatakan sebagai full dependency.
PARTIALLY DEPENDENCY
Ketergantungan parsial atau sebagian. Partionally dependency ini memiliki 2 atribut dari A untuk menentukan B, namun untuk menentukan B tidak harus 2 atribut artinya jika salah satu atribut A yang menentukan B dapat dihilangkan namun tidak merubah arti relasi dan masih tetap berelasi ketergantungan.
Contoh :
4
Ketergantungan sebagian {NIM, Nama} ⇒ idRuang dimana jika Nama dihilangkan maka
ketergantungan tetap ada.
TRANSITIVE DEPENDENCY
Transitive dependency biasanya terjadi pada tabel hasil relasi, atau kondisi dimana terdapat tiga atribut A,B,C. Kondisinya adalah A ⇒ B dan B ⇒ C. Maka C dikatakan sebagai transitive dependency terhadap A melalui B.
Contoh :
5
NIP ⇒ {Nama, Jabatan, Gaji, kdCabang, almCabang}
kdCabang ⇒ almCabang
NIP menentukan semua atribut dan atribut almCabang ditentukan oleh NIP namun melalui
kdCabang.

Hirarki Basis Data Dan Bentuk Diagram Hubungan Antara Entitas

Struktur hirarki dari basis data adalah serangkaian data tentang pemodelan dalam basis data  yang berkaitan sama character, field atau data, record, file, tabel dari basis data itu.
Character merupakan data yang paling kecil yang membuat sebuah data.
Field atau data adalah mencerminkan sesuatu atribut dari record sebuah data.
Record merupakan kumpulan dari beberapa data.
File yaitu bagian yang terdiri dari record yang sama.
Tabel merupakan hal yang pokok di penyimpanan sebuah data.
Dari basis data itu sendiri ada juga yang namanya ERD yang berarti sebuah model data atau sebuah kenyataan yang terdiri dari entitas dan relasi antara objek tersebut. ERD terbagi atas 3, yaitu
  1. Entitas (Entity) ialah suatu benda yang dapat dibedakan dengan objek lain. Entitas dilambangkan dengan simbol persegi panjang. Entitas dibedakan menjadi entitas kuat sama entitas lemah. Yang membedakan keduanya adalah entitas kuat cenderung memiliki atribut kunci atau key atribut, sedangkan entitas lemah sama sekali tidak mempunyai atribut kunci tersebut. Entitas berdasarkan konsep yaitu gaji, pekerjaan ,dll. Sedangkan entitas berdasarkan fisikal yaitu rumah, mobil, dan sebagainya.
  2. Atribut (Attribute) merupakan bagian atau karakter dari suatu entitas, yang menjelaskan sebuah karakter dari entitas itu. Atribut dilambangkan dengan simbol oval. Attribute terbagi menjadi beberapa bagian yang terdiri dari Key attribute, Composite attribute, Single-valued attribute, Multi-valued attribute, Derived attribute, dan Simple attribute.
Key attribute ialah atribut kunci yang dapat membedakan dengan atribut lain.
Composite attribute merupakan atribut yang bisa dipisah menjadi atribut lainnya.
Singlevalue attribute adalah suatu atribut yang cuman mempunyai satu nilai tidak lebih pada atribut itu.
Multivalue attribute yaitu atribut yang memiliki beberapa atau lebih dari satu nilai atribut tersebut.
Denived attribut merupakan sebuah turunan dari sebuah atribut.
Simple attribute adalah atribut yang sudah tidak bisa untuk dipisah-pisahkan menjadi bagian yang lebih kecil lagi.

Minggu, 06 Januari 2019

Polymorphism Overloading dan Overriding

Polymorphism merupakan salah satu pilar dari Pemrograman Berorientasi Object yaitu kemampuan object untuk mempunyai tipe yang sama dengan aksi yang berbeda terhadap pesan yang sama.
Polymorphism dari struktur katanya dapat diartikan “memiliki banyak bentuk”. Dalam arti luasnya adalah suatu object yang dapat memiliki berbagai bentuk, sebagai object dari Class sendiri atau object dari superclass (induk class) nya. Subclass dapat mendefinisikan perilaku yang akan dilakukannya dengan sendiri tanpa harus murni dari superclass.
Dalam Polymorphism ada dua method yang biasa digunakan yaitu :
1.   Overloading, dimana beberapa method yang memiliki nama yang sama tetapi beda fungsi. Overloading sendiri memiliki ciri nama method harus sama, daftar parameter harus berbeda dan return type yang boleh sama boleh juga tidak.
CONTOH :
public class Overloading {
    public static void main(String[] args) {
        cetak();
        cetak(5);
        cetak(5, 5);
    }
   
    private static void cetak() {
        int a = 5, b = 5;
        System.out.println((a+b));
    }
   
    // method overloading
    private static void cetak(int a) {
        int b = 5;
        System.out.println((a+b));
    }
   
    // method overloading
    private static void cetak(int a, int b) {
        System.out.println((a+b));
    }
}

public class Overloading {
    public static void main(String[] args) {
        cetak();
        cetak(5);
        cetak(5, 5);
    }
   
    private static void cetak() {
        int a = 5, b = 5;
        System.out.println((a+b));
    }
   
    // method overloading
    private static void cetak(int a) {
        int b = 5;
        System.out.println((a+b));
    }
   
    // method overloading
    private static void cetak(int a, int b) {
        System.out.println((a+b));
    }
}


2.   Overriding, menyatakan keadaan dimana method pada subclass menolak method pada superclass-nya. Ciri dari Overriding adalah nama method, daftar parameter, dan return type yang harus sama.
CONTOH :
public class Buku {

    private int id;
    private String judul;
    private String penulis;

    public Buku() {
    }

    // Constructor overloading
    public Buku(int id) {
        this.id = id;
    }

    // Constructor overloading
    public Buku(String judul) {
        this.judul = judul;
    }

    // Constructor overloading
    public Buku(int id, String judul, String penulis) {
        this.id = id;
        this.judul = judul;
        this.penulis = penulis;
    }

Nilia UJIKOM Internal 20189/2020

Mapel : PBO dan Basisdata Kelas : XII RPL 1 Mapel : PBO dan Basisdata Kelas : XII RPL 2 - Sandar Kelulusan min 72 Catatan : ...